Triwulan I Penjualan Semen Dalam Negeri Tumbuh 18%

Dengan semakin menggeliatnya proyek-proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia dalam skala besar dan dalam waktu yang bersamaan, berdampak langsung pada permintaan semen di dalam negeri.

Hal ini terlihat dengan tingginya angka pertumbuhan penjualan semen pada triwulan pertama tahun 2012 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011.

Persentase peningkatan yang cukup tinggi terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia, pertumbuhan mencapai lebih kurang 18% dengan volume sebesar 12,5 juta ton pada triwulan pertama tahun 2012 ini, sebagaimana terlihat pada tabel.

Ada sedikit kegembiraan bila melihat tabel diatas, dimana wilayah timur Indonesia angka persentase peningkatannya terlihat cukup tinggi terutama Kalimantan 35%,  Sulawesi 31% serta Papua 40%.  Jika boleh disimpulkan hal ini menunjukkan adanya pemerataan pembangunan fisik terutama pada proyek-proyek infrastruktur. Meskipun demikian jika dilihat dari jumlah volume semen yang terjual adalah masih jauh apabila dibandingkan dengan penjualan semen di Jawa atau bahkan Sumatera sekalipun.

sumber: Kemenperin dan ASI.

 

Penjualan Semen di Indonesia periode Januari – Oktober 2011, masih fokus di Jawa

           

Pada periode Januari hingga Oktober penjualan semen di Indonesia per pulau terlihat terjadi pergeseran yang cukup kuat, dimana pada tahun 2010 penjualan semen di pulau Jawa hanya berkisar 53.8% dari total penjualan semen nasional, meningkat menjadi 55.2% dari total penjualan semen nasional. Ini menjadi bukti yang cukup kuat bahwa konsumsi semen nasional cenderung masih terfokus di pulau Jawa saja, hal itu terlihat dari grafik diatas yang menunjukkan penurunan dari pangsa pasar di pulau-pulau lainnya di Indonesia pada penjualan periode Januari – Oktober tahun ini, seperti di Sumatera dari 23.5% menjadi 23.0%, Kalimantan dari 7.1% menjadi 7.0%, Sulawesi dari 7.4% menjadi 7.3%, Bali-Nustra dari 5.9% menjadi 5.8% dan Maluku-Papua dari 2.3% menjadi 1.7%.

Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya pangsa pasar di pulau Jawa selain permintaan pasar yang memang cukup tinggi, juga disebabkan antara lain oleh pembangunan proyek-proyek baik swasta maupun pemerintah masih terfokus dan lebih banyak mengembangkan potensi yang ada di pulau Jawa seperti beberapa pembangunan properti, perumahan tempat tinggal, dan bahkan proyek infrastruktur pemerintah seperti pembangunan beberapa ruas jalan baik tol maupun non tol.

Selain itu beberapa produsen semen yang memiliki lokasi pabrik di Jawa seperti Semen Gresik dan Holcim, beberapa waktu ini masih terus berkonsentrasi untuk memperluas dan mengembangkan kemampuan produksinya dengan membangun beberapa pabrik baru guna meningkatkan kapasitasnya. Sehingga kemampuan untuk produksi serta distribusinya di luar pulau Jawa agak sedikit berkurang dan lebih cenderung berkonsentrasi untuk memenuhi kebutuhan pasar-pasar terdekat mereka yang berada di pulau Jawa. Diharapkan pada tahun 2012-2013 beberapa pabrik baru yang sedang dibangun sekarang ini sudah bisa beroperasi.

sumber: Kemenperin dan ASI.

Oktober 2011, Pertumbuhan Penjualan Semen Capai 16.9%

Tabel Penjualan Semen Domestik per Wilayah tahun 2010-2011

Meskipun berbagai kendala dari sisi distribusi masih terus membayangi kelancaran penjulan semen di dalam negeri, namun penjualan semen tetap menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan pertumbuhan sebesar 16.9% untuk periode Januari – Oktober 2011 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 dengan volume sebesar 38,9 juta ton. Sementara pada bulan Oktober penjualan semen mencapai 4,6 juta ton dengan tingkat pertumbuhan sebesar 21.5% apabila dibandingkan dengan bulan September 2011, hal ini merupakan rekor tersendiri selama 5 tahun terakhir penjualan semen di Indonesia.

Secara umum peningkatan penjualan semen tersebut dipicu oleh tingginya permintaan pasar untuk pembangunan sektor properti dan perumahan-perumahan yang dilakukan kontraktor swasta, sementara untuk pembangunan infrastruktur beberapa proyek besar boleh dibilang baru dimulai beberapa bulan belakangan ini.

Di wilayah Sumatera pembangunan beberapa fasilitas olah raga sebagai pendukung kegiatan Sea Games di Palembang, PON di Riau menjadikan pemicu tingginya penjualan semen di wilayah tersebut. Selain beberapa proyek lainnya seperti pembangunan bandara di Kualanamu juga masih terus berjalan meskipun agak perlahan.

Sedangkan di Jawa terutama DKI, Jabar dan Banten, pembangunan berbagai jenis properti seperti perumahan, apartemen, dan mal terus menunjukkan peningkatan sehingga permintaan akan semen pun terus melambung tinggi dengan pertumbuhan sampai dengan Oktober pada masing-masing daerah tersebut adalah sebesar 25.5%, 37.4% dan 22.6%. Pada bulan Oktober penjualan semen di Jawa mencapai 2,6 juta ton dan hingga sepuluh bulan terakhir pertumbuhannya sudah mencapai 20.1% bila dibandingkan dengan tahun 2010. Beberapa catatan penting yang sering menjadi masalah dalam pendistribusian semen di wilayah ini adalah adanya pembatasan angkutan semen terutama untuk truk pengangkut yang melewati jalan tol dalam kota di Jakarta dan juga tingginya antrian bongkar muat di beberapa pelabuhan di Jawa seperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak.

Diluar Jawa dan Sumatera, pertumbuhan penjualan semen juga masih terasa cukup tinggi seperti di Kalimantan 15.6%, Sulawesi 15.3% serta Bali-Nustra 13.7%. Sementara diujung timur Indonesia yaitu di Maluku dan Papua penjualan semen menunjukkan penuruhan sebesar 27.4% yang antara lain disebabkan sulitnya untuk mendapatkan kapal pengangkut semen ke wilayah tersebut.

sumber: Kemenperin dan ASI

Triwulan-3 tahun 2011, Penjualan Semen Masih Tinggi

Penjualan semen domestik pada triwulan-3 tahun 2011 masih terlihat cukup tinggi dan diprediksi akan terus bertumbuh seiring dengan mulai bergeraknya pembangunan infrastruktur di beberapa wilayah di Indonesia dan semakin tingginya pertumbuhan pembangunan pada sektor properti dan perumahan.

Jika diamati perkembangan angka penjualan semen per triwulan tahun 2011, sangatlah terlihat bahwa permintaan semen di dalam negeri sangat tinggi karena rata-rata pada setiap triwulan mencapai angka diatas 10 juta ton atau bahkan mendekati angka 12 juta ton. Angka tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya berada pada kisaran angka 8-9 juta ton setiap triwulannya. Apabila kondisi seperti ini berlangsung terus hingga akhir tahun 2011, maka bisa diperkirakan bahwa hingga akhir tahun ini penjualan semen akan mencapai angka pertumbuhan diatas 12% atau dengan volume yang hampir mendekati 45 juta ton.

Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi para pemain industri semen, mengingat perhitungan yang ada bahwa kapasitas terpasang nasional industri semen adalah lebih kurang 50 juta ton, artinya hanya ada tersisa 5 juta ton sebagai cadangan untuk memenuhi permintaan pasar di dalam negeri. Jika tahun ini permintaan semen diperkirakan mencapai 45 juta ton dan tahun 2012 permintaan semen diproyeksikan mengalami pertumbuhan 10% atau sebesar 50 juta ton, maka kemungkinan besar Indonesia akan mengalami ‘shortage‘ semen jika tidak ada penambahan ataupun peningkatan dari kapasitas terpasang yang ada sekarang ini.

Selain itu juga diperlukan dukungan yang kuat dari Pemerintah untuk terus mendorong tingkat investasi pada industri semen, baik dengan jalan memberikan kemudahan-kemudahan dari sisi perizinan maupun dari pemberian insentif lainnya, agar para investor merasa nyaman berinvestasi pada industri semen, mengingat membangun sebuah pabrik semen sangat dibutuhkan investasi yang tidak sedikit.

Besar harapan masyarakat bahwa dengan tingkat konsumsi semen dalam negeri yang semakin tinggi juga didukung dengan ketersediaannya pasokan yang tepat waktu dan tentunya juga dengan harga yang terjangkau.

sumber data: Kemenperin dan ASI.

 

 

 

 

Penjualan Semen di Kalimantan tumbuh 11.5%

Sampai dengan Agustus 2011 penjualan semen di wilayah Kalimantan menunjukkan peningkatan sebesar 11% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010.

Tingginya kegiatan ekonomi di Kalimantan menjadi pendorong utama tingginya konsumsi semen di wilayah ini. Selain itu kegiatan-kegiatan lain di sektor pertambangan, perkebunan dan pengolahan mineral juga turut serta menjadi pemicu pembangunan fisik.

Grafik tren penjualan semen di Kalimantan tahun 2007-2011

Grafik berikut adalah merupakan gambaran tren penjualan semen di Kalimantan sejak tahun 2007 hingga 2011, dimana dalam grafik terlihat peningkatan yang cukup tinggi di tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010.

Jika dirinci pada setiap wilayah di Kalimantan, maka Kalbar adalah wilayah tertinggi peningkatannya yaitu sebesar 30.6%, Kalsel 12.4%, Kalteng 5.5%, dan Kaltim 2.7%.

Diperkirakan hingga akhir tahun 2011, angka pertumbuhan konsumsi semen di Kalimantan akan mencapai kisaran 10% seperti yang pernah diproyeksikan sebelumnya.

sumber : data Kementerian Perindustrian dan ASI yang diolah.