Penjualan Semen di Indonesia periode Januari – Oktober 2011, masih fokus di Jawa

           

Pada periode Januari hingga Oktober penjualan semen di Indonesia per pulau terlihat terjadi pergeseran yang cukup kuat, dimana pada tahun 2010 penjualan semen di pulau Jawa hanya berkisar 53.8% dari total penjualan semen nasional, meningkat menjadi 55.2% dari total penjualan semen nasional. Ini menjadi bukti yang cukup kuat bahwa konsumsi semen nasional cenderung masih terfokus di pulau Jawa saja, hal itu terlihat dari grafik diatas yang menunjukkan penurunan dari pangsa pasar di pulau-pulau lainnya di Indonesia pada penjualan periode Januari – Oktober tahun ini, seperti di Sumatera dari 23.5% menjadi 23.0%, Kalimantan dari 7.1% menjadi 7.0%, Sulawesi dari 7.4% menjadi 7.3%, Bali-Nustra dari 5.9% menjadi 5.8% dan Maluku-Papua dari 2.3% menjadi 1.7%.

Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya pangsa pasar di pulau Jawa selain permintaan pasar yang memang cukup tinggi, juga disebabkan antara lain oleh pembangunan proyek-proyek baik swasta maupun pemerintah masih terfokus dan lebih banyak mengembangkan potensi yang ada di pulau Jawa seperti beberapa pembangunan properti, perumahan tempat tinggal, dan bahkan proyek infrastruktur pemerintah seperti pembangunan beberapa ruas jalan baik tol maupun non tol.

Selain itu beberapa produsen semen yang memiliki lokasi pabrik di Jawa seperti Semen Gresik dan Holcim, beberapa waktu ini masih terus berkonsentrasi untuk memperluas dan mengembangkan kemampuan produksinya dengan membangun beberapa pabrik baru guna meningkatkan kapasitasnya. Sehingga kemampuan untuk produksi serta distribusinya di luar pulau Jawa agak sedikit berkurang dan lebih cenderung berkonsentrasi untuk memenuhi kebutuhan pasar-pasar terdekat mereka yang berada di pulau Jawa. Diharapkan pada tahun 2012-2013 beberapa pabrik baru yang sedang dibangun sekarang ini sudah bisa beroperasi.

sumber: Kemenperin dan ASI.

Konsumsi Semen di Jawa Mencapai 19.2%

Pada periode Januari hingga September 2011, angka konsumsi semen khususnya di wilayah pulau Jawa menunjukkan tingkat pertumbuhan yang begitu tinggi bila dibandingkan dengan angka pada tahun 2010. Pertumbuhan yang dicapai pada periode tersebut adalah sebesar 19.2% dengan volume sebesar 18,8 juta ton, dimana tahun 2010 volume konsumsi semen semen di Jawa adalah sebesar 15,8 juta ton untuk periode Januari hingga September.

Peningkatan konsumsi yang terbesar di Jawa terutama dipicu tingginya tingkat   pembangunan pada sektor properti terutama pada pembangunan gedung-gedung perkantoran dan perumahan (apartemen) seperti yang terjadi pada sebagian wilayah di Jabodetabek. Tingkat pertumbuhan konsumsi semen di Banten seperti terlihat pada tabel adalah mencapai 35.7% dan di Jakarta mencapai 26.1%. Sedangkan DIY 24.8%, Jabar 21.5% dan Jateng 17.7%. Sementara itu untuk wilayah Jatim pertumbuhannya hanya mencapai 6.6%.

Secara umum peningkatan konsumsi semen di Jawa memang menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi, dan hal ini pula yang menjadi pemicu tingginya pertumbuhan semen secara nasional karena memang dari sisi volume konsumsi di Jawa adalah yang terbesar bila dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia.

Dalam tiga bulan kedepan tingkat pertumbuhan konsumsi semen di Jawa diprediksi masih sangat tinggi, mengingat beberapa proyek pembangunan infrastruktur sebagian besar telah dimulai ditambah pula oleh masih terus berlanjutnya pembangunan yang dilakukan oleh pihak swasta seperti pada sektor properti dan perumahan yang akan semakin membuat tingkat permintaan semen melambung.

Hal inilah yang membuat beberapa pemain besar seperti Indocement, Holcim dan Gresik, terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan produksinya agar tetap menjadi ‘leader market’ di wilayah Jawa, mengingat potensi pasar yang ada di Jawa masih akan terus bertumbuh.

sumber data: Kemenperin dan ASI

42 Tahun Berdirinya Asosiasi Semen Indonesia

  Asosiasi Semen Indonesia,  7 Okt 1969 – 7 Oktober 2011

Asosiasi Semen Indonesia didirikan pada tanggal 7 Oktober 1969 dan beranggotakan dua pabrik semen milik negara yang ada pada saat itu yakni P.N. Semen Padang dan P.N. Semen Gresik.

Asosiasi Semen Indonesia pada mulanya didirikan sebagai suatu forum komunikasi, konsultasi dan koordinasi yang bertujuan untuk melakukan kerja sama antara anggotanya dalam mengembangkan industri semen baik dalam hal produksi, mutu, pemasaran, penelitian dan pengembangan maupun dalam hal-hal lain yang dirasakan perlu oleh para anggota , masyarakat dan Negara Indonesia.

Pada perkembangannya Asosiasi Semen Indonesia menyesuaikan dengan kebutuhan para anggotanya dan keadaan perkembangan yang terjadi di Indonesia akibat dari kebijakan yang di ambil  pemerintah atas kegiatan ekonomi.

Sejak tahun 2005,  ASI adalah organisasi yang bertujuan mendorong dan melindungi dengan sebaik-baiknya kepentingan industri secara umum Anggota, serta meningkatkan rasa kebersamaan dan saling percaya diantara Anggota dalam tingkat yang dapat diterima Pemerintah dan Masyarakat luas.

Anggota ASI saat ini berjumlah 9 (sembilan) perusahaan yaitu :

  • PT Semen Padang
  • PT Semen Gresik
  • PT Semen Tonasa
  • PT Holcim Indonesia Tbk
  • PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
  • PT Semen Baturaja
  • PT Semen Andalas Indonesia
  • PT Semen Kupang
  • PT Semen Bosowa Maros

Kondisi Industri Semen di Dunia

Menurut International Cement Review, konsumsi semen dunia tahun 2010 diperkirakan tumbuh 9.9% menjadi 3,3 miliar ton. Jika pada tahun 2008 konsumsi semen menurun 2.4% menjadi 2,8 miliar ton akibat krisis global yang dipicu oleh krisis moneter di Amerika Serikat, maka pada tahun 2009 konsumsi semen kembali bangkit dan tumbuh 5.9% menjadi 3,0 miliar ton dan terus tumbuh pada tahun-tahun berikutnya. Tahun 2012 diperkirakan konsumsi semen dunia akan mencapai 3,9 miliar ton. Pertumbuhan yang positif ini didorong oleh kenaikan konsumsi semen yang tinggi di beberapa negara berkembang di dunia, yang disebabkan oleh meningkatnya tingkat pendapatan dan fokus pada pembangunan infrastruktur.

Salah satu pabrik semen di China

China, tetap menjadi negara yang mengkonsumsi semen global dengan jumlah permintaannya di tahun 2010 adalah sebesar 1,8 miliar ton. India, pada posisi kedua dengan jumlah konsumsi sebesar 290 juta ton. Meskipun kecil, Indonesia, Malaysia, Nigeria, Vietnam dan Uni Emirat Arab semua diharapkan untuk mencatat pertumbuhan konsumsi semen pertahun yang cukup signifikan.

Pada negera-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa Barat, penjualan semen akan meningkat dibawah pertubuhan rata-rata konsumsi semen dunia. Di Amerika Serikat misalnya, pasar diharapkan membaik karena adanya kegiatan pemulihan bangunan tempat tinggal, serta pengeluaran pemerintah yang besa rpada sektor konstruksi di tahun 2011. Di Eropa Barat, meningkatnya kegiatan pembangunan akan menguntungkan pasar semen di negara-negara seperti Jerman dan Portugal. Demikian pula, peningkatan anggaran untuk sektor konstruksi di Jepang akan membantu meningkatkan pertumbuhan konsumsi semen dunia secara keseluruhan.

Produksi Semen, Kapasitas produksi semen dunia pada tahun 2010 mencapai 3,5 miliar ton per tahun, tidak termasuk kapasitas produksi pabrik-pabrik semen tua yang ada di China. Sedangkan produksi mencapai 3,3 miliar ton atau 94% dari kapasitas yang telah digunakan. Data ini mencakup 149 negara produsen semen tidak termasuk 17 negara yang tidak mempunyai pabrik semen. Kapasitas tersebut mencakup 2,360 pabrik semen terintegrasi termasuk 1,000 pabrik semen modern di China. industrisemendunia

Konsumsi Semen, Pertumbuhan konsumsi semen dunia di tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 28% selama kurun waktu lima tahun terakhir. Pada tahun 2008 pertumbuhan konsumsi semen dunia mengalami perlambatan yang disebabkan oleh karena terjadinya krisis moneter yang melanda hampir seluruh negara-negara di dunia dengan kenaikan konsumsi sebesar 2.4% dibanding tahun sebelumnya. Namun di tahun 2010 konsumsi semen dunia mencapai kenaikan sebesar 10% dibandingkan dengan tahun 2009.

Perusahaan Semen Global, Perusahaan-perusahaan global terbesar yang semula diduduki oleh Lafarge Group digeser oleh Holcim Group yang menguasai kapasitas produksi semen sebesar 212 juta ton/tahun dengan volume penjualannya di tahun 2010 mencapai 137 juta ton. Lafarge Group dengan kapasitas produksi 199 juta ton dengan volume penjualan mencapai 141 juta ton. Heidelberg Cement tetap menduduki posisi ketiga dengan kapasitas produksi yang dikuasainya sebesar 112 juta ton dengan volume penjualan tahun 2010 mencapai 78 juta ton. Cemex pada posisi ke empat dengan kapasitas produksi sebesar 97 juta ton dengan volume penjualan tahun 2010 sebesar 66 juta ton.

Sumber : World Cement Review dan Asosiasi Semen Indonesia.

Jan-Ags 2011, Pertumbuhan Penjualan Semen Masih diatas 10%

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemenperin dan ASI, penjualan semen dalam negeri pada periode Januari hingga Agustus 2011 masih menunjukkan persentase yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010. Peningkatan selama 8 bulan ini mencapai 13,1%, yang masih diatas angka estimasi yang pernah direalease sebelumnya yaitu 10%.

Jika diamati angka pertumbuhan yang dicapai masing-masing perusahaan pada periode Januari – Agustus tahun 2011 ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010, beberapa produsen membukukan penjualan yang sangat tinggi antara lain:  Holcim 30% dan Bosowa 21%.  Kemudian diikuti oleh Indocement 13%, Andalas 11% dan Baturaja 10%. Sedangkan Gresik Grup yang saat ini sedang melakukan pengembangan pabrik-pabrik barunya,  pertumbuhannya hanya dibawah 10%,  masing-masing Tonasa 9%, Gresik 7%, serta Padang 6%.