Tahun 2012 DMO Batubara 82,07 Juta Ton

Kementerian ESDM menetapkan jatah batubara untuk pemakaian di dalam negeri (domestic market obligation/DMO) pada tahun 2012 mencapai 82,07 juta ton. Besarnya alokasi DMO tertuang dalam Keputusan Menteri No. 1991 K/30/MEM/2011 tentang penetapan kebutuhan dan persentase minimal penjualan batubara untuk kepentingan dalam negeri.

Dalam Kepmen tersebut disebutkan bahwa produksi batubara tahun depan diperkirakan 322 juta ton.  Sebesar 24,72% atau setara dengan 82,07 juta ton dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (DMO). Angka DMO tahun depan 3,8% lebih tinggi dari jatah tahun ini yang sebesar 78,97 juta ton.

Dari total DMO tahun depan, jatah batubara untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang terbesar volumenya yaitu 69,52 juta ton. PLN merupakan konsumen terbesar batubara untuk pembangkit, yaitu 57,2 juta ton, dan produsen listrik swasta mendapat jatah 10,76 juta ton. Sisanya untuk PT. Freeport Indonesia, PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT) dan PT Pusaka Jaya Palu Power.

Selain untuk pembangkit, jatah batubara dalam negeri juga digunakan oleh industri lain. Untuk kebutuhan metalurgi dialokasikan sebanyak 320 ribu ton. Kemudian untuk industri semen 8,4 juta ton, tekstil 1,93 juta ton, pupuk 1,3 juta on, dan pulp 600 ribu ton.

dikutip dari: Investor Daily, 13 September 2011.

Alternative Fuel and Raw Material (AFR) Pengganti Batubara

Para produsen semen terus melakukan upaya mencari bahan bakar alternatif atau Alternative Fuel and Raw Material sebagai pengganti batubara. Beberapa bahan bakar pengganti yang digunakan antara lain ban bekas, oli bekas, jambu mete, buah jarak, sekam padi, cangkang sawit, sementara untuk pengganti bahan baku antara lain cooper slag, drilling cutting cement serta fly ash.

Penggunaan AFR diharapkan dapat memberikan solusi ramah lingkungan terhadap permasalahan limbah, mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam tak terbarukan, mengurangi emisi, dan peluang kegiatan ekonomi untuk masyarakat.

Dengan AFR akan ada penghematan, adanya pengurangan CO2 ke lingkungan, sehingga efek terhadap panas global juga berkurang.  Selain daripada itu bagi perusahaan yang menggunakan AFR juga bisa mendapatkan kompensasi melalui program Clean Development Mechanism (CDM).

Batubara

Salah satu energi yang terpenting selain listrik pada pabrik semen, adalah energi batubara yang sangat dibutuhkan penggunaannya pada saat proses pembuatan clinker atau terak.

Kebutuhan akan batubara pada industri semen setiap tahun menunjukkan peningkatan seiring dengan tingginya kemampuan produksi dari industri semen itu sendiri. Total kebutuhan batubara pada industri semen tahun ini diperkirakan akan mencapai 8,8 juta ton.

Pada beberapa tahun belakangan ini dengan semakin tingginya harga batubara untuk kalori antara 5800-6500Kcal, para produsen semen mulai melakukan efisiensi dengan mengurangi penggunaan batubara kalori tinggi.