Hingga November 2011 Konsumsi Semen Masih Sangat Tinggi

ilustrasi proyek pembangunan jalan tol

Beberapa bulan terakhir ini menjelang tutup tahun, kondisi pasar semen di dalam negeri masih terus menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi, bahkan di beberapa wilayah terjadi gejolak harga akibat dari kurangnya pasokan dan keterlambatan distribusi semen. Peningkatan tersebut dipicu oleh pembangunan infrastruktur dalam skala besar secara bersamaan waktunya dan juga permintaan semen oleh masyarakat untuk sektor perumahan tempat tinggal juga meningkat dengan pesat.

Grafik trend penjualan semen per bulan tahun 2010-2011

Hingga pada periode Januari – November 2011, penjualan semen didalam negeri telah mencapai angka 43,4 juta ton dengan tingkat pertumbuhan sebesar 17.8% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010. Angka ini mencerminkan bahwa pada tahun 2011 selama 11 bulan peningkatan penjualan semen di dalam negeri begitu agresif. Jika hal ini terus terjadi, tidak menutup kemungkinan pada beberapa bulan kedepan Indonesia akan mengalami krisis semen.

Kapasitas terpasang dari industri semen nasional saat ini adalah 53 juta ton dari sembilan produsen yang ada saat ini. Untuk periode Januari hingga November kemampuan produksi rata-rata sudah mencapai lebih kurang 85% yaitu dengan angka penjualan sebesar 44,5 juta ton. Itupun dirasakan masih ada beberapa wilayah yang tidak dapat dipenuhi permintaan semennya karena tingginya permintaan semen di seluruh Indonesia, sehingga pihak produsen pun sedikit keteteran untuk memenuhi lonjakan permintaan pasar dan lebih mengutamakan pasar yang lokasinya dekat dengan pabrik.

Bahkan pada berita yang dimuat di detik.com tgl. 19 Desember 2011 yang lalu, Ketua ASI menyatakan bahwa jika diperlukan produsen semen dapat melakukan impor produk semen setengah jadi atau biasa disebut clinker, untuk kemudian digiling dan dipasarkan di pasar domestik guna meredam gejolak pasar yang begitu tinggi pada beberapa waktu mendatang.

sumber: Kemenperin dan ASI.

Oktober 2011, Pertumbuhan Penjualan Semen Capai 16.9%

Tabel Penjualan Semen Domestik per Wilayah tahun 2010-2011

Meskipun berbagai kendala dari sisi distribusi masih terus membayangi kelancaran penjulan semen di dalam negeri, namun penjualan semen tetap menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan pertumbuhan sebesar 16.9% untuk periode Januari – Oktober 2011 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 dengan volume sebesar 38,9 juta ton. Sementara pada bulan Oktober penjualan semen mencapai 4,6 juta ton dengan tingkat pertumbuhan sebesar 21.5% apabila dibandingkan dengan bulan September 2011, hal ini merupakan rekor tersendiri selama 5 tahun terakhir penjualan semen di Indonesia.

Secara umum peningkatan penjualan semen tersebut dipicu oleh tingginya permintaan pasar untuk pembangunan sektor properti dan perumahan-perumahan yang dilakukan kontraktor swasta, sementara untuk pembangunan infrastruktur beberapa proyek besar boleh dibilang baru dimulai beberapa bulan belakangan ini.

Di wilayah Sumatera pembangunan beberapa fasilitas olah raga sebagai pendukung kegiatan Sea Games di Palembang, PON di Riau menjadikan pemicu tingginya penjualan semen di wilayah tersebut. Selain beberapa proyek lainnya seperti pembangunan bandara di Kualanamu juga masih terus berjalan meskipun agak perlahan.

Sedangkan di Jawa terutama DKI, Jabar dan Banten, pembangunan berbagai jenis properti seperti perumahan, apartemen, dan mal terus menunjukkan peningkatan sehingga permintaan akan semen pun terus melambung tinggi dengan pertumbuhan sampai dengan Oktober pada masing-masing daerah tersebut adalah sebesar 25.5%, 37.4% dan 22.6%. Pada bulan Oktober penjualan semen di Jawa mencapai 2,6 juta ton dan hingga sepuluh bulan terakhir pertumbuhannya sudah mencapai 20.1% bila dibandingkan dengan tahun 2010. Beberapa catatan penting yang sering menjadi masalah dalam pendistribusian semen di wilayah ini adalah adanya pembatasan angkutan semen terutama untuk truk pengangkut yang melewati jalan tol dalam kota di Jakarta dan juga tingginya antrian bongkar muat di beberapa pelabuhan di Jawa seperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak.

Diluar Jawa dan Sumatera, pertumbuhan penjualan semen juga masih terasa cukup tinggi seperti di Kalimantan 15.6%, Sulawesi 15.3% serta Bali-Nustra 13.7%. Sementara diujung timur Indonesia yaitu di Maluku dan Papua penjualan semen menunjukkan penuruhan sebesar 27.4% yang antara lain disebabkan sulitnya untuk mendapatkan kapal pengangkut semen ke wilayah tersebut.

sumber: Kemenperin dan ASI

Ekspor – Impor Semen Dunia tahun 2010

Grafik 10 Negara pengekspor semen terbesar tahun 2010

Perdagangan semen internasional (termasuk klinker) tahun 2010 mencapai 151 juta ton, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Jumlah tersebut sama dengan 5% dari produksi semen dunia. Sejumlah 3,1 miliar ton (95%) merupakan konsumsi domestik yang artinya hanya diperdagangkan di pasaran lokal. Hal ini dapat dimengerti karena sifat fisik yang bulky dan berat per satuan akan membutuhkan biaya transport yang tinggi. Dibandingkan tahun sebelumnya, perdagangan semen ini turun 6%. Perdagangan semen internasional ini termasuk klinker yang berjumlah 70 juta ton. Krisis global tahun 2008 juga masih menyebabkan turunnya volume perdagangan semen internasional. Sejumlah 15 juta ton (70%) dari total perdagangan semen global diperdagangkan melalui laut. Pada grafik memperlihatkan China tidak lagi pada posisi nomor satu untuk ekspor semen dan klinker terbesar dengan jumlah kurang dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 16,6 juta ton. Posisi pertama diduduki oleh Turki dengan ekspornya sejumlah 19 juta ton,  disusul Thailand 14,4 juta ton, Jepang masih cukup stabil dengan jumlah ekspor sebesar 10 juta ton pada urutan keempat. Kemudian diikuti oleh Pakistan dengan jumlah ekspor sebesar 9,7 juta ton pada posisi kelima. Sementara Indonesia pada tahun ini hanya membukukan 2,9 juta ton melorot pada posisi ke 15 sebegai negara eksportir semen di dunia.

Grafik 10 negara importir semen terbesar dunia tahun 2010

Amerika Serikat tidak lagi menjadi negara importir semen terbesar di dunia. Posisi importi semen dan klinker terbesar pada tahun 2010 dipegang oleh Bangladesh dengan jumlah 12,5 juta ton. Importir terbesar kedua adalah Nigeria dengan jumlah impor 7,3 juta ton diikuti oleh Amerika Serikat pada posisi ketiga dengan jumlah 5,6 juta ton dan Irak 5 juta ton pada posisi keempat. Afghanistan dan Singapura masing-masing dengan 4,7 juta ton dan 4,3 juta ton pada posisi enam dan lima. Posisi berikutnya dipegang oleh Taiwan, Angola, Belanda, dan Italia dengan impornya diatas 3 juta ton. Pada beberapa negara seperti Belanda kemungkinan besar impor tersebut tidak dikonsumsi sendiri akan tetapi sebagian diteruskan ke negara tetangga, karena konsumsi domestiknya lebih rendah dari jumlah yang diimpor.

 

Sumber: International Cement Review.

Kondisi Industri Semen di Dunia

Menurut International Cement Review, konsumsi semen dunia tahun 2010 diperkirakan tumbuh 9.9% menjadi 3,3 miliar ton. Jika pada tahun 2008 konsumsi semen menurun 2.4% menjadi 2,8 miliar ton akibat krisis global yang dipicu oleh krisis moneter di Amerika Serikat, maka pada tahun 2009 konsumsi semen kembali bangkit dan tumbuh 5.9% menjadi 3,0 miliar ton dan terus tumbuh pada tahun-tahun berikutnya. Tahun 2012 diperkirakan konsumsi semen dunia akan mencapai 3,9 miliar ton. Pertumbuhan yang positif ini didorong oleh kenaikan konsumsi semen yang tinggi di beberapa negara berkembang di dunia, yang disebabkan oleh meningkatnya tingkat pendapatan dan fokus pada pembangunan infrastruktur.

Salah satu pabrik semen di China

China, tetap menjadi negara yang mengkonsumsi semen global dengan jumlah permintaannya di tahun 2010 adalah sebesar 1,8 miliar ton. India, pada posisi kedua dengan jumlah konsumsi sebesar 290 juta ton. Meskipun kecil, Indonesia, Malaysia, Nigeria, Vietnam dan Uni Emirat Arab semua diharapkan untuk mencatat pertumbuhan konsumsi semen pertahun yang cukup signifikan.

Pada negera-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa Barat, penjualan semen akan meningkat dibawah pertubuhan rata-rata konsumsi semen dunia. Di Amerika Serikat misalnya, pasar diharapkan membaik karena adanya kegiatan pemulihan bangunan tempat tinggal, serta pengeluaran pemerintah yang besa rpada sektor konstruksi di tahun 2011. Di Eropa Barat, meningkatnya kegiatan pembangunan akan menguntungkan pasar semen di negara-negara seperti Jerman dan Portugal. Demikian pula, peningkatan anggaran untuk sektor konstruksi di Jepang akan membantu meningkatkan pertumbuhan konsumsi semen dunia secara keseluruhan.

Produksi Semen, Kapasitas produksi semen dunia pada tahun 2010 mencapai 3,5 miliar ton per tahun, tidak termasuk kapasitas produksi pabrik-pabrik semen tua yang ada di China. Sedangkan produksi mencapai 3,3 miliar ton atau 94% dari kapasitas yang telah digunakan. Data ini mencakup 149 negara produsen semen tidak termasuk 17 negara yang tidak mempunyai pabrik semen. Kapasitas tersebut mencakup 2,360 pabrik semen terintegrasi termasuk 1,000 pabrik semen modern di China. industrisemendunia

Konsumsi Semen, Pertumbuhan konsumsi semen dunia di tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 28% selama kurun waktu lima tahun terakhir. Pada tahun 2008 pertumbuhan konsumsi semen dunia mengalami perlambatan yang disebabkan oleh karena terjadinya krisis moneter yang melanda hampir seluruh negara-negara di dunia dengan kenaikan konsumsi sebesar 2.4% dibanding tahun sebelumnya. Namun di tahun 2010 konsumsi semen dunia mencapai kenaikan sebesar 10% dibandingkan dengan tahun 2009.

Perusahaan Semen Global, Perusahaan-perusahaan global terbesar yang semula diduduki oleh Lafarge Group digeser oleh Holcim Group yang menguasai kapasitas produksi semen sebesar 212 juta ton/tahun dengan volume penjualannya di tahun 2010 mencapai 137 juta ton. Lafarge Group dengan kapasitas produksi 199 juta ton dengan volume penjualan mencapai 141 juta ton. Heidelberg Cement tetap menduduki posisi ketiga dengan kapasitas produksi yang dikuasainya sebesar 112 juta ton dengan volume penjualan tahun 2010 mencapai 78 juta ton. Cemex pada posisi ke empat dengan kapasitas produksi sebesar 97 juta ton dengan volume penjualan tahun 2010 sebesar 66 juta ton.

Sumber : World Cement Review dan Asosiasi Semen Indonesia.

Penjualan Semen di Kalimantan tumbuh 11.5%

Sampai dengan Agustus 2011 penjualan semen di wilayah Kalimantan menunjukkan peningkatan sebesar 11% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010.

Tingginya kegiatan ekonomi di Kalimantan menjadi pendorong utama tingginya konsumsi semen di wilayah ini. Selain itu kegiatan-kegiatan lain di sektor pertambangan, perkebunan dan pengolahan mineral juga turut serta menjadi pemicu pembangunan fisik.

Grafik tren penjualan semen di Kalimantan tahun 2007-2011

Grafik berikut adalah merupakan gambaran tren penjualan semen di Kalimantan sejak tahun 2007 hingga 2011, dimana dalam grafik terlihat peningkatan yang cukup tinggi di tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010.

Jika dirinci pada setiap wilayah di Kalimantan, maka Kalbar adalah wilayah tertinggi peningkatannya yaitu sebesar 30.6%, Kalsel 12.4%, Kalteng 5.5%, dan Kaltim 2.7%.

Diperkirakan hingga akhir tahun 2011, angka pertumbuhan konsumsi semen di Kalimantan akan mencapai kisaran 10% seperti yang pernah diproyeksikan sebelumnya.

sumber : data Kementerian Perindustrian dan ASI yang diolah.